Rabu, 09 April 2008

Dilaporkan di Samarinda, Sabtu (16/6), bahwa kegiatan inspeksi tersebut mulai dilakukan pada Sabtu (16/4) dengan cara menempatkan sejumlah anggota tim

Dilaporkan di Samarinda, Sabtu (16/6), bahwa kegiatan inspeksi tersebut mulai dilakukan pada Sabtu (16/4) dengan cara menempatkan sejumlah anggota tim penanggulangan flu burung di tiga tapal batas Kota Samarinda dengan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang. Petugas terlihat memeriksa setiap kendaraan yang mengangkut unggas dari daerah lain akan diperiksa kesehatannya dan disemprot dengan disinvektan.

"Ini bagian antisipasi untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyebaran flu burung dari daerah lain," kata Rudianto, seorang staf Kesehatan Hewan dari Kantor Peternakan Kota Samarinda, ketika melakukan inspeksi di tapal batas Samarinda-Tenggarong (Kutai Kartanegara).

Ia mengatakan inspeksi tersebut mulai diintesifkan setelah wabah flu burung kembali menyerang Samarinda sejak bulan Mei lalu. Ia menambahkan pihak yang dilibatkan dalam inspeksi itu antara lain Kantor Dinas Peternakan, Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Kantor Peternakan Samarinda memperkirakan bahwa terdapat sekitar 10.000 unggas yang masuk ke Samarinda dari daerah lain setiap hari. Sebagian besar dari unggas tersebut adalah ayam ras dari peternakan. Kepala Kantor Peternakan Kota Samarinda, Rini Purwanti, sempat mengatakan (5/6), virus flu burung mudah menyebar akibat perubahan cuaca sejak bulan Mei, yang membuat tingkat kelembaban udara meningkat.

Kondisi udara demikian, katanya, menyebabkan virus tersebut mudah menjangkit, terutama di unggas sektor IV, atau unggas peliharaan warga yang kurang mendapatkan perawatan seperti tidak diberi vaksin dan disemprot disinvektan.

Sejak Mei lalu, tercatat Kantor Peternakan telah memusnahkan sebanyak 537 unggas milik warga yang positif flu burung. Penyakit yang bisa menyerang manusia itu terakhir ditemukan di Samarinda 2005.

Tidak ada komentar: